Entri Populer

Selasa, 01 Maret 2011

CT-Scan episode 2


Bagaimana prosedur untuk proses Scan pada kepala???
Prosedur-prosedur yang dilakukan saat proses Scan di kepala yaitu :
a. Posisi terlentang dengan bagian tangan, pinggang, dan paha terkendali (diblebet).
b
. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
c. Pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut
d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam komputer selama 20-45 menit.
Perlakuan hanya berlangsung sekitar 15 menit saja.
e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan.
Jika ada yang menemani dianjurkan menggunakan/memakai protektif lead approan dan pakaian tebal anti radiasi dan di posisikan di tempat yang aman agar tak terkena radiasi.
g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan dan hasil photo dapat langsungdiambil.
Berikut ini hasil foto (gambar) otak yang dilakukan CT-Scan kepala dengan potongan 5 mm di fossa posterior dan 10 mm intra cerebral :

Gambar 4. Hasil Citera CT-Scan
Dari gambar baris ke dua kolom pertama dilihat bahwa ada pemudaran warna berupa titik putih yang melebar. Nah, hasil pemeriksaan radiologi menyatakan bahwa system ventricle sedikit melebar, sub arahnoid space daerah melebar. Dalam bahasa awam, bahwa system dalam otak kecil mengalami gangguan keseimbangan dan pelebaran daerah frontal (kepala bagian depan). Dan hasil nya adalah positif sakit VERTIGO jenis gangguan otak kecil.
Bagaimana prinsip kerja alat CT-Scan ??
Prinsip kerja atau cara kerja dari alat CT-Scan ini sekilas tampak sederhana namun jika memperdalam hingga akar-akarnya sangatlah rumit. Dan kompleks. Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT-Scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi. Proses pengumpulan data intensitas radiasi terusan pada bidang irisan obyek untuk berbagai sudut dinamakan scanning atau pemayaran.
Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber radiasi, sistem deteksi, manipulator mekanis, dan komputer beserta penampil.
sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa generator sinar X atau radioisotop yang menghasilkan radiasi X.
Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan, salah satu contoh detektor yang biasa digunakan dalam CT-Scan adalah kristal natrium iodida yang “dikotori” (itu bahasa yang tepat menurutku) dengan talium (kristal NaI(Tl).
Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak pemayaran yang bergantung pada keduduan CT-Scan.
Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian ditayangkan pada penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang lintang dua dimensi atau peta distribusi internal tiga dimensi obyek yang di mayar atau di scan. Serta satu perangkat tambahan penting yaitu digital printer khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah di scan.
Apa itu peta distribusi besaran fisis
Citra yang dihasilkan oleh CT-Scan secara matematis dapat dipandang sebagai peta distribusi spasial parameter fisis f(x,y) dalam bidang dua dimensi tampang lintang obyek, tegak lurus sumbu z. Parameter fisis ini, yang besarnya dinyatakan dengan angka-angka, ditampilkan pada perangkat display dalam representasi warna, biasanya dalam derajat keabuan (grayscale) sehingga peta ini tampak sebagai gambar hitam putih di layar monitor. Bagian gambar yang memiliki warna paling gelap atau derajat keabuan paling tinggi merepresentasikan nilai parameter fisis yang kecil, sebaliknya bagian gambar yang paling terang atau derajat keabuan paling kecil merepresentasikan nilai parameter fisis yang besar. Parameter fisis yang ditampilkan ini bersesuaian dengan besaran fisis yang disebut koefisien atenuasi linear (linear attenuation coefficient) dan diberi lambang MU. Besarnya MU ditentukan oleh jenis bahan yang merujuk pada nomor atom (Z) dan energi radiasi (E). Jumlah intensitas radiasi terusan, selain ditentukan oleh tebal bahan, juga ditentukan oleh harga MU ini.
Singkatnya, gambar/citra yang dihasilkan oleh CT-Scan dapat dipandang sebagai peta distribusi besaran fisis, sehingga perbedaan tampilan warna atau derajat keabuan pada citra rekonstruksi menunjukkan perbedaan peta distribusi kerapatan internal obyek yang di scan.


Referensi :

www.kompas.co.id
APLIKASI RADIASI SINAR-X DI BIDANG KEDOKTERAN UNTUK
MENUNJANG KESEHATAN MASYARAKAT
FERRY SUYATNO
Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN
Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten
ARIF JAUHARI, 2008, ”Berkas Sinar-X dan
Pembentukan gambar pada Pesawat sinar-X”,
Puskaradim, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar